Siang ini tepat dihari minggu,menjadi perjalanan yang secara umum mungkin jarang dilakukan banyak orang.
Seorang teman mengajak saya untuk melakukan survei pemotongan sapi di RPH (rumah pemotongan hewan) di pasar ciroyom bandung. Pada dasarnya perjalanan ini bukan sesuatu yang asing lagi bagi saya. Karena background pendidikan saya kuliah ga jauh dari situ,jadi ini kali ke dua saya pergi ke RPH.
Sebagai gambaran umum saja bagi pembaca yang tidak mengetahui detail kegiatan apa saja yang ada di RPH, di tempat ini biasanya di lakukan pemotongan hewan ruminansia seperti sapi, domba, kerbau. Namun untuk RPH ciroyom khusus untuk pemotongan hewan sapi saja. Setelah dilakukan pemotongan (dengan menggunakan standar animal welfare), baru hasil pemotongan di edarkan ke pasar atau pembeli. Singkatnya seperti itu.
Namun untuk perjalanan kami saat ini,bukan untuk membeli daging atau sejenisnya. Namun untuk mengambil atau membeli scrotum (umumnya disebut buah zakar) pada sapi jantan. Scrotum ini akan dijadikan bahan dasar penelitian rekan saya. Jadi secara detailnyapun saya kurang mengetahui pasti seperti apa penelitiannya.
Namun perjalanan ini saya jadikan pengalaman yang berbeda, dan menambah pengetahuan saya dalam proses pemotongan sapi di tempat ini.
Setibanya di RPH,rasa kecewa pun timbul.karna apa yang diharapkan tidak ada di tempat tersebut. Sapi yang banyak di sembelih adalah sapi betina. Betapa kecewanya kami. Karna scrotum hanya ada pada sapi jantan. Namun yang lebih kami kecewakan lagi sapi yang disembelih adalah sapi betina produktif (masih diandalkan untuk menghasilkan keturunan). Secara hukum,betina produktif tidak boleh disembelih,jika kedapatan akan di hukum berupa sanksi atau denda dari pemerintah. Yang lebih disayangkan lagi,RPH tersebut bukan RPH swasta namun RPH milik pemerintah. Entah bagaimana tindak lanjut pemerintah jika melihat hal tersebut??