Pada pembahasan sebelumnya telah
dijelaskan beberapa potensi yang dimiliki oleh ternak kelinci, untuk
lebih jelas akan dibahas pada bagian ini seberapa jaun potensi tersebut
dapat menjadi suatu peluang usaha yang dapat dijadikan sumber pendapatan
tambahan bagi peternak.
1. Penghasil Daging (Food)
Pertumbuhan
penduduk Indonesia sampai saat ini mengalami peningkatan yang luar
biasa, pada akhir tahun 2009 jumlah penduduk Indonesia berjumlah ± 220
juta jiwa, hal ini mengakibatkan perlu adanya kebijakan pemerintah dalam
rangka peningkatan kebutuhan gizi hewani guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia Indonesia kedepannya.
Kekurangan gizi
khususnya kebutuhan protein hewani bagi masyarakat khususnya anak-anak
dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan fisik dan mental. Daging
merupakan bahan pangan asal ternak yang sangat diperlukan bagi tubuh,
karena di dalam daging mengandung zat-zat makanan khususnya protein yang
sangat di butuhkan bagi tubuh terutama pada periode pertumbauhan
anak-anak. Secara nasional saat ini konsumsi daging rata-rata 5,7
gr/kap/hari, dan konsumsi protein 3,7 gr/kap/hari ( Statistik peternakan
2006). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut saat ini hanya dipenuhi dari
ternak sapi, kerbau, kambing, domba, unggas, dan babi. Selain beberapa
jenis ternak di atas ada salah satu jenis ternak lain yang dapat
dikembangkan untuk menjadi sumber ternak penghasil daging yang
mempunyai potensi bioloogis tinggi dan ekonomis yaitu ternak kelinci.
Ternak
kelinci merupakan ternak potong non ruminansia yang memiliki kandungan
gizi daging sebagai berikut; protein 20,8%, lemak 10,2%, energy 7,3
MJ/kg, air 67,9%, persentase karkas 45-55%, edible meat 78-80%,
kolesterol 1,39mg/100gr (asam lemak jenuh 39% dan yang tidak jenuh 61%).
Dari data di atas menunjukan daging kelinci merupakan daging sehat yang
berpotensi untuk dijadikan sumber kecukupan gizi masyarakat kedepannya.
Penyediaan daging untuk memenuhi standar kecukupan pangan
berarti harus meningkatkan produksi ternak. Ternak kelinci merupakan
salah satu jenis ternak yang memiliki produktivitas biologi yang tinggi.
Kelinci dapat bunting sebanyak 4-5 kali setahun dengan jumlah anak 4-12
ekor perkelahiran, hal ini sangat memungkinkan bagi kelinci untuk
dijadikan ternak potong sumber daging.
Banyak faktor yang
berpengaruh terhadap penghasil daging yaitu bangsa,bobot lahir, bobat
sapih, umur potong dan kualitas akan yang diberikan. Pemberian pakan
pada kelinci tipe pedaging sebaiknya diberikan secara adlibitum (selalu
tersedia) dengan kualitas pakan yang diberikan mengandung protein tinggi
(16%) dan energy metabolis (2500 Kkal), dengan umur potong 2 bulan
dengan berat yang digunakan pada kelinci, yaitu fryer atau daging yang
dihasilkan berasal dari kelinci yang dipotong umur 8-10 bulan dengan
berat badan 2 kg dan roaster atau daging yang dihasilkan berasal dari
kelinci yang dipotong umur lebih dari 10 bulan. Pemeliharaan kelinci
untuk penghasil daging sebaiknya mneggunakan system kandang postal
dengan pemeliharaan kelinci dengan umur yang sama.
2. Penghasil pupuk (Fertilizer)
Limbah
ternak kelinci dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu limbah padat (feces
dan sisa pakan) dan limbah cair (urine). Limbah kelinci tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organic yang sangat
diperlukan bagi tanaman. Dari limbah tersebut dapat dibuat pupuk organic
padat (POP) dan pupuk organic cair (POC). Keunggulan penggunaan pupuk
organic dibandingkan dengan pupuk kimia antara lain :
Memudahkan penyerapan air hujan
Memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air
Mengurangi erosi
Merupakan sumber unsure hara tanaman
Memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan akar.
Dengan
demikian pupuk kandangdapat membuat tanah lebih subur, gembur serta
lebih mudah diolah. Dampak positif kotoran ternak terhaadap kesuburan
tanah adalah melalui dekomposisi bahan organic olek mikro-organisme yang
menghasilkan CO2, air, dan mineral yang dibutuhkan oleh tanaman
seperti Nitrogen(N), Phosfor(P) dan Kalium(K).
3. Sebagai Ternak Hias (Fancy)
Belakangan
ini kelinci sering digunakan sebagai ternak hias yang memiliki nilai
jual yang tinggi, kelinci hias sering dilombakan dalam acara kontes
ternak, penyelenggaraan kontes biasanya diadakan sesusai dengan criteria
peternakan di wilayah tersebut.
Criteria lomba biasanya
ditentukan berdasarkan jenis kelinci, berat badan, tipe kelinci, dan
yang lainnya. Uuntuk mengukur sejauh mana kelinci tersebut dapat
dijadikan juara biasanya berdasarkan penilaian sesuai dengan standar
kelinci yang ditetapkan di daerah tersebut.
4. Sumber bahan pakan ternak ( Feed).
5. Sebagai ternak penelitian (Laboratory ).
6. Sebagai bahan kerajinan atau hiasan ( Art atau Handycraft).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar